Selasa, 01 Januari 2013

."KORBAN AGAMA"...(???).

-(share)- .Dirumah seorang spritualis malam itu, kedatangan sekelompok orang dari etnis diluar nusantara. Mereka berlima, dan ketika di Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, masuk ke berbagai agama yang dianggap resmi di Indonesia.

Kelima orang ini, curhat kehadapan sang guru, bahwa mereka kecewa dengan agama yang mereka masuki. Setelah masuk agama yang terjadi mereka malah diperas atas nama agama, ada saja sumbangan yang harus dibayar, bahkan rumah Tuhan pun harus dibuatkan oleh manusia.. ( ini aneh-aneh saja, Rumah Tuhan dibangunkan manusia. Apa Tuhan memang tidak bisa membangun rumahnya sendiri?). Rumah-rumah ibadah dibuat mewah, diantara rakyat yang lapar, miskin dan papa.

Mereka yang dahulu kompak dan sering berbagi, sekarang seolah ada dinding tebal yang membatasi. Para pemimpin agama-agama itu mengajarkan permusuhan, siasat busuk dan egoisme tanpa dasar. Masing-masing agama merasa telah mengklaim surga atau nirwana-nya masing-masing.

Para ummat disuruh berperang bermandi darah, berkorban dengan harta dan jiwanya, sementara Para Pemimpin Agama berdiri mengangkang. Tersenyum dengan jubahnya, seolah tanpa salah dan khilaf. Suci dan Wibawa!. Sandiwara apa ini?

Perilaku institusi dan pemimpin agama masing-masing sungguh sangat menjijik-kan, mengajarkan sesuatu yang berbeda dari perilaku masing-masing. Lihatlah pemimpin agama itu ramai-ramai ketangkap polisi karena kasus korupsi, kenakalan kelamin, dan tindakan pidana lainnya. Mereka bicara tentang akhlak, susila, sopan santun, paramitha, dlsb.

Tapi nyatanya, pertumpahan darah oleh alasan agama kian marak. Satu agama adalah kekejaman bagi agama lainnya. Dan lebih nista lagi, para agamawan lainnya, akan mengais-ngais proyek rekonsiliasi, toleransi dan berpura-pura menjadi pahlawan perdamaian! Mereka disatu panggung besar, mementaskan komedi kemanusiaan.

Para pemimpin agama sibuk menumpuk kekayaan, hidup mewah, keliling dunia, atas nama agama dengan fasilitas dana ummat yang diperasnya itu. Para pemimpin agama itu rata-rata adalah pengangguran, mencari makan dengan mengindoktrinasi kebenaran agama yang dibawahnya, dan hidup penuh kemewahan dari mengatasnamakan Tuhan masing-masing!.

Para pemimpin agama di indonesia bahagia nian, mengajarkan mimpi-mimpi kosong, yang rumit dan berliku-liku. Aturan agama dibuatkan seolah bertingkat-tingkat dan penuh mistis. Bahkan sebagian daripadanya dibumbui kedustaaan, khayalan dan ambiguitas. Waktu-waktu produktif sering digunakan untuk mendengarkan omongkosong, penuh ambisi dan logika yang jomplang.

Ada juga keinginan sebenarnya, untuk masuk saja aliran kepercayaan, tapi lagi-lagi terkendala, bahwa hampir kebanyakan aliran kepercayaan di Indonesia dibesut oleh aroma kesukuan, egoisme kemuasalan, dan kelompok iklan dan kesilsilahan tertentu pula. Cerita-ceritanya kian hari kian klenik, ngelantur dan sulit diterima akal sehat!

Terkadang, terbersit keinginan untuk jadi Atheis saja! Tapi celakanya, untuk jadi atheis mereka harus mengunyah pelajaran teori – teori filsafat, teologi, sejarah peradaban dan sosiologi yang membutuhkan energy, waktu dan pemikiran yang tidak sedikit. Dan itu artinya, buang waktu percuma juga..

Terhenyaklah, dipojok ruang tamu itu. Mau ber-agama merasa tertekan, ikut aliran kepercayaan tidak tahan dupa-dupa, dan mau atheis, harus berlelah lagi untuk berfikir. Waduuh.. di Indonesia, memang hidup serba sulit… (hanya berbagi) .-salam-.


(sebuah posting di FACEBOOK hari ini) 1 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar